ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam semesta yang tersusun dan teratur berdasarkan fakta-fakta yang membuka rahasia alam semesta dengan segala keajaiban dan keanekaragamannya dan langsung menghayati penciptanya dengan bukti yang nyata. Bahkan ilmu pengetahuan yang memberikan dasar-dasar pokok tentang adanya kesatuan hidup yang saling membutuhkan di alam semesta ini.
Agama Islam hanya memberikan isyarat-isyarat agar manusia mau menyelidiki alam ciptaan Tuhan YME dan mendorongnya supaya menggunakan akal pikirannya untuk mengungkapkan rahasia yang terkandung didalamnya. Hasil penemuan itu akan bermanfaat bagi umat manusia. Lebih dari itu semua manusia akan lebih yakin bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan. Dengan demikian keyakinan manusia bertambah teguh dan kehidupannya menjadi makmur karena alam ini dengan segala isinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
A. Ilmu dan Teknologi Tuhan
Dalam menurunkan ilmu-Nya kepada manusia, Tuhan menggunakan dua jalur yakni:
a. Jalur Formal (ayat Qouliyah)
Bentuknya berupa wahyu yang disampaikan secara berstruktur karena tidak langsung disampaikan oleh Tuhan kepada seluruh manusia tetapi melalui perantara malaikat kepada Rosul-Nya untuk kemudian disampaikan kepada seluruh umat manusia.
b. Jalur Non Formal (ayat Kauniyah)
Bentuknya berupa ilham yang disampaikan kepada manusia secara mandiri dengan syarat ia mau mengadakan pengamatan dan penalaran kepada ayat- ayat Tuhan yang terdapat di alam sehingga ia dapat menemukan tanda-tanda kekuasaanTuhan.
Kedua ilmu tersebut saling menguatkan satu sama lain. Ayat Kauniyah merupakan bukti yang mendukung kebenaran ayat Qouliyah. Sebaliknya ayat Qouliyah merupakan petunjuk untuk menemukan fakta empiris ayat Kauniyah. Akhirnya dengan mempelajari ayat Qouliyah maka pengenalan seseorang kepada Tuhan akan menjadi tepat dan akurat, dan dengan mempelajari ayat Kauniyah maka pengenalan seseorang terhadap Tuhan akan menjadi meluas dan mendalam.
Kalau kita perhatikan ayat Qouliyah, maka akan kita dapatkan bahwa ia sesungguhnya merupakan pedoman hidup bagi manusia yang sifatnya mutlak. Penyimpangan manusia terhadapnya akan menyebabkan kesesatan dan kegoncangan dalam kehidupan di dunia ini. Sedangkan ayat Kauniyah merupakan sarana hidup bagi manusia. Sebagai sarana ia memerlukan pembaharuan setiap saat agar manusia dapat mengelola bumi dan isinya lebih efektif dan efisien. Bila manusia statis dalam sarana hidupnya, ia akan tetap primitif dan tidak akan mampu mengelola alam ini dengan baik.
Dengan berpegang kepada kedua bentuk ilmu itulah, maka manusia akan dapat menjalankan tugas dan kewajibannya di muka bumi ini sehingga akan tercapai kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Tetapi suatu hal yang memprihatinkan sebagian besar umat Islam dewasa ini bahwa mereka kurang mempelajari ayat Qouliyah dan juga ayat Kauniyah. Sebagai akibatnya maka umat Islam banyak berpaling dari petunjuk Tuhan dan memilih petunjuk selain Tuhan, disamping itu juga mereka tertinggal dari umat lain � bangsa barat� dibidang sarana hidup (science dan teknologi). Hal ini harus segera disadari dan diikuti dengan tindakan konkret. Tetapi harus diingat bahwa dalam mengejar, ketertinggalan prinsip keseimbangan antara ayat Qouliyah dan ayat Kauniyah harus sangat diperhatikan.
Satu hal yang perlu diingat bahwa umat Islam tidak mungkin untuk mengejar ketinggalan-ketinggalan dari bangsa barat sebelum terlebih dahulu kita mengambil apa-apa yang telah kita tinggalkan selama ini yaitu Aqidah Islam. Akhlak Islam dan sebagainya. Karena yang terpenting di sini bukanlah teknologinya tetapi siapa orang yang berada di belakang teknologi tersebut.
B. Perintah Mencari Ilmu
Al Qur�an sebagai sumber pertama dari ajaran Islam telah memerintahkan, agar setiap pemeluknya mempelajari ilmu pengetahuan. Telah kita ketahui semua, bahwa ayat pertama yang diturunkan adalah ayat yang menyangkut tulis baca. Tulis baca adalah sebagai salah satu alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. (Q.S. Al Alaq: 1-5).
Ayat yang pertama dengan jelas memerintahkan, supaya belajar membaca. Kemudian setelah itu dianjurkan mencari ilmu pengetahuan yang dinyatakan dengan suatu isyarat yang disebutkan pada ayat yang kedua, yaitu ilmu hayat yang membicarakan tentang kejadian manusia. Sebelum melangkah ke dunia luar, manusia harus mempelajari kejadian dirinya lebih dahulu. Ayat ketiga dan keempat mempertegas lagi tentang perintah membaca dan menulis. Setelah tahu tulis baca, orang akan memperoleh pengetahuan sebagaimana dijelaskan pada ayat yang kelima.
Ayat yang membicarakan tentang ilmu dalam Al Qur�an tidak kurang dari 580 tempat. Hal ini menunjukkan, bahwa betapa pentingnya ilmu itu. Agama Islam benar-benar menempatkan ilmu itu pada tempat yang terhormat. Sebagai bukti nyata adalah wahyu yang pertama yang diturunkan bukan ayat yang berhubungan dengan ibadat shalat, puasa, menunaikan zakat, naik haji, dan kewajiban- kewajiban lainnya, tetapi justru ayat yang berhubungan dengan baca tulis sebagaimana dikemukakan di atas. Di samping itu kita lihat pula, bahwa Tuhan menjadikan ilmu itu menjadi sifat-Nya yang diulang-ulang dalam Al Qur�an, tidak kurang dari 162 kali.
C. Sains Membuktikan Kebenaran Ayat Al Qur�an
Seorang guru besar/ahli bedah kenamaan Perancis, Prof. Dr. Maurice Bucaille, masuk Islam secara diam-diam. Sebelumnya, ia membaca dalam Al Qur�an, bahwa Fir�aun itu mati karena tenggelam di laut (dengan shock yang berat) dan jasadnya oleh Tuhan diselamatkan (Q.S. Yunus: 92). Dicarinya mumi Fir�aun itu dan setelah ketemu, dilakukannya bedah mayat. Hasilnya membuat ia terheran- heran, karena sel-sel syaraf Fir�aun menunjukkan bahwa kematiannya benar akibat tenggelam di laut dengan shock yang hebat. Menemukan bukti ini, ia yakin kalau Al Qur�an itu wahyu Tuhan. Prof. Dr. Maurice Bucaille mengatakan bahwa semua ayat-ayat Al Qur�an masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Ia pun lantas masuk Islam.
Lain lagi halnya yang dialami oleh Jacques Yves Costeau. Ia adalah ahli kelautan (oceanografer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Mr. Costeau sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia, dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam bawah laut untuk ditonton jutaan pemirsa di seluruh dunia melalui acara �Discovery�. Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Apa yang disaksikannya ini benar-benar kejutan besar selama kariernya yang panjang di kelautan. Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi?
Pertanyaan ini menghantui hidupnya, sampai akhirnya ia bertemu seorang profesor yang kebetulan muslim. Profesor yang muslim ini menyampaikan kepadanya bahwa fenomena ganjil tersebut sebenarnya sudah diinformasikan oleh Al Qur�an empat belas abad yang lalu, yaitu pada sura Al Furqon ayat 53: �Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi� serta pada surat Ar Rahman ayat 19-20. Mendengar hal ini Mr. Costeau terkejut, bagaimana mungkin Muhammad yang hidup di abad ketujuh yaitu di suatu zaman dimana pasti belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh di kedalaman samudera mengetahui akan hal ini. Ia pun akhirnya berkesimpulan, bahwa Al Qur�an itu buatan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi! Dan akhirnya ia pun memutuskan menjadi muslim.
Demikian beberapa ayat yang merupakan mukjizat ilmiah yang datang dari Tuhan Yang Maha Mengetahui segala rahasia yang di langit dan bumi.
D. Jasa Umat Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Jasa umat Islam pada ilmu pengetahuan sangat besar. Tidak hanya menjadi kebanggaan umat Islam itu sendiri, tetapi juga diakui oleh orang Eropa. Kita ketahui bahwa sesudah Islam datang, pusat pengetahuan pindah ke negeri-negeri Islam. Ilmu Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, karena baha Arab menjadi bahasa pengetahuan di Asia tengah pada saat itu. Di samping menterjemah, juga menemukan ilmu baru yang kemudian dipelajari oleh orang- orang Eropa dari dunia Islam. Di bawah ini akan dikemukan beberapa contoh saja, agar mendapat gambaran, bahwa umat Islam telah mewariskan ilmu pengetahuan yang sangat berharga bagi umat manusia.
a. Teknik Irigasi
Ilmu teknik irigasi tumbuh dengan pesatnya di Mesopotamia. Di sana ada aliran sungai Tigris dan Dajlah menjadi tempat praktek yang baik. Banyak buku-buku tentang itu, umpamanya: ilmu menaikkan air, kincir air, imbangan air dan jam air. Inilah jam pertama dipergunakan oleh umat manusia.
Buku mekanika tertua dikarang dalam tahun 860 M. Pengarangnya tiga orang yaitu: Muhammad, Ahmad dan Hasan. Ketiga-tiganya adalah putra Musa Ibn Sakir. Karangan mereka sekarang dikenal di Eropa dengan nama Book of Artificies. Dalam buku ini terdapat 100 model konstruksi teknik, 20 cara praktek. Di antara ilmu praktek ini, terdapat bagaimana caranya membuat bak yang memuat air dingin dan panas (teori tiga orang barsaudara ini sudah dapat membuat es dan alat pendingin rumah).
b. Geology
Ada sebuah buku yang istimewa hasil buah tangan Ibnu Sina. Buku tersebut membicarakan tentang gunung-gunung, batu-batu, dan barang-barang tambang. Buku ini sebagai pembuka jalan sejarah geology. Di dalam buku itu diterangkan tentang pengaruh yang didatangkan oleh adanya gempa bumi, angin, air, temperatur, endapan, pengeringan, dan akibat-akibat lain dari pengerasan benda. Buku ini pun tidak kurang pentingnya sebagai pengantar Ilmu Pertambangan Internasional.
c. Meteorology
Meteorology ialah ilmu yang membahas tentang kepadatan atsmosfir. Dalam bidang inipun orang Islam ternama pula. Seorang yang terkemuka yang bernama Al Khazini telah mengarang berjilid-jilid buku tentang meteorology. Bukunya yang ternama adalah timbangan bijaksana (Mizan Al Hikmah). Dalam bukunya ini Al Khazini menerangkan, bahwa air dan hawa bertambah padat apabila bertambah dekat dengan bumi. Roger Bacon melanjutkan teori Al Khazini karena ia rajin mempelajari buku-buku pengetahuan Islam.
d. At Thib (Kedokteran)
Pada masa Daulah Abbasiyah, ilmu kedokteran di kalangan umat Islam telah mencapai puncak tertinggi dan melahirkan dokter-dokter ternama. Banyak sekali rumah sakit besar yang didirikan dan sekolah tinggi kedokteran. Diantara dokter yang sangat terkemuka adalah: Ibnu Masiwaihi (wafat 243 H), Ibnu Sahal (wafat 255 H), Abu Bakar Ar Razy (wafat 320 H), Ali bin Abbas (wafat 354 H), Ibnu Sina (wafat 428 H), Izzaudin As Suwaidy (wafat 690 H) dan Alauddin bin Fafis (wafat 687 H).
e. Farmasi dan Kimia
Perkembangan ilmu farmasi dan kimia telah dimulai sejak permulaan daulah Abbasiyah. Setelah kebangkitan Eropa, mereka mempelajari ilmu-ilmu ini dan terbukti bahwa penyusun dan peletak dasar-dasarnya adalah umat Islam. Diantara para ahlinya yang terkenal adalah: Ibnu Bahtiar (abad VII H), Rasyiduddin (wafat 639 H), dan Jubair bin Hayyan (wafat 169 H).
f. Ilmu Falak dan Nujum
Ilmu falak dan perbintangan telah berkembang dengan pesat pada daulah Abbasiyah. Kalau kita perhatikan kaum muslimin memiliki andil besar terhadap perkembangan ilmu falak. Diantara para sarjananya yang termasyhur adalah: Abu Ma�syar Al Falaky (wafat 272 H), Jabir Batany (wafat 319 H), Abu Hasan(wafat 352 H), Raihan Muhammad Al Biruny (wafat 440 H), Quthbuddin Mahmud As Syirasy (wafat 710 H), Ibnu Al Banna Al Marakisy (wafat 721 H), Ibnu Syathir Al Muwaqzat (wafat 777 H), dan Syahbuddin bin Tibagha Al Qahiry (wafat 605 H).
g. Ilmu Teknik
Diantara para ahli atau pengarangnya adalah: Abd. Rahman bin Daud Al Andalusy, Tibagha Al Jarkasy (hidup abad 8 H), Ridlwan bin Muhammad Al Khurasany, Abul Iz bin Ismail bin Razaz Al Jurury dan Kamaluddin Muhammad bin Isa Ad Damiry (wafat 808 H).
Umat Islam sekarang hendaknya menyadari bahwa mutiara yang terpendam itu harus diusahakan untuk ditemukan kembali. Mutiara-mutiara berharga itu sekarang berada di dunia barat selama berabad-abad. Berdasarkan kenyataan yang kita lihat saat ini, kita harus memiliki kembali sesuai dengan panggilang yang tercantum dalam kitab suci.
Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam semesta yang tersusun dan teratur berdasarkan fakta-fakta yang membuka rahasia alam semesta dengan segala keajaiban dan keanekaragamannya dan langsung menghayati penciptanya dengan bukti yang nyata. Bahkan ilmu pengetahuan yang memberikan dasar-dasar pokok tentang adanya kesatuan hidup yang saling membutuhkan di alam semesta ini.
Agama Islam hanya memberikan isyarat-isyarat agar manusia mau menyelidiki alam ciptaan Tuhan YME dan mendorongnya supaya menggunakan akal pikirannya untuk mengungkapkan rahasia yang terkandung didalamnya. Hasil penemuan itu akan bermanfaat bagi umat manusia. Lebih dari itu semua manusia akan lebih yakin bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan. Dengan demikian keyakinan manusia bertambah teguh dan kehidupannya menjadi makmur karena alam ini dengan segala isinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
A. Ilmu dan Teknologi Tuhan
Dalam menurunkan ilmu-Nya kepada manusia, Tuhan menggunakan dua jalur yakni:
a. Jalur Formal (ayat Qouliyah)
Bentuknya berupa wahyu yang disampaikan secara berstruktur karena tidak langsung disampaikan oleh Tuhan kepada seluruh manusia tetapi melalui perantara malaikat kepada Rosul-Nya untuk kemudian disampaikan kepada seluruh umat manusia.
b. Jalur Non Formal (ayat Kauniyah)
Bentuknya berupa ilham yang disampaikan kepada manusia secara mandiri dengan syarat ia mau mengadakan pengamatan dan penalaran kepada ayat- ayat Tuhan yang terdapat di alam sehingga ia dapat menemukan tanda-tanda kekuasaanTuhan.
Kedua ilmu tersebut saling menguatkan satu sama lain. Ayat Kauniyah merupakan bukti yang mendukung kebenaran ayat Qouliyah. Sebaliknya ayat Qouliyah merupakan petunjuk untuk menemukan fakta empiris ayat Kauniyah. Akhirnya dengan mempelajari ayat Qouliyah maka pengenalan seseorang kepada Tuhan akan menjadi tepat dan akurat, dan dengan mempelajari ayat Kauniyah maka pengenalan seseorang terhadap Tuhan akan menjadi meluas dan mendalam.
Kalau kita perhatikan ayat Qouliyah, maka akan kita dapatkan bahwa ia sesungguhnya merupakan pedoman hidup bagi manusia yang sifatnya mutlak. Penyimpangan manusia terhadapnya akan menyebabkan kesesatan dan kegoncangan dalam kehidupan di dunia ini. Sedangkan ayat Kauniyah merupakan sarana hidup bagi manusia. Sebagai sarana ia memerlukan pembaharuan setiap saat agar manusia dapat mengelola bumi dan isinya lebih efektif dan efisien. Bila manusia statis dalam sarana hidupnya, ia akan tetap primitif dan tidak akan mampu mengelola alam ini dengan baik.
Dengan berpegang kepada kedua bentuk ilmu itulah, maka manusia akan dapat menjalankan tugas dan kewajibannya di muka bumi ini sehingga akan tercapai kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Tetapi suatu hal yang memprihatinkan sebagian besar umat Islam dewasa ini bahwa mereka kurang mempelajari ayat Qouliyah dan juga ayat Kauniyah. Sebagai akibatnya maka umat Islam banyak berpaling dari petunjuk Tuhan dan memilih petunjuk selain Tuhan, disamping itu juga mereka tertinggal dari umat lain � bangsa barat� dibidang sarana hidup (science dan teknologi). Hal ini harus segera disadari dan diikuti dengan tindakan konkret. Tetapi harus diingat bahwa dalam mengejar, ketertinggalan prinsip keseimbangan antara ayat Qouliyah dan ayat Kauniyah harus sangat diperhatikan.
Satu hal yang perlu diingat bahwa umat Islam tidak mungkin untuk mengejar ketinggalan-ketinggalan dari bangsa barat sebelum terlebih dahulu kita mengambil apa-apa yang telah kita tinggalkan selama ini yaitu Aqidah Islam. Akhlak Islam dan sebagainya. Karena yang terpenting di sini bukanlah teknologinya tetapi siapa orang yang berada di belakang teknologi tersebut.
B. Perintah Mencari Ilmu
Al Qur�an sebagai sumber pertama dari ajaran Islam telah memerintahkan, agar setiap pemeluknya mempelajari ilmu pengetahuan. Telah kita ketahui semua, bahwa ayat pertama yang diturunkan adalah ayat yang menyangkut tulis baca. Tulis baca adalah sebagai salah satu alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. (Q.S. Al Alaq: 1-5).
Ayat yang pertama dengan jelas memerintahkan, supaya belajar membaca. Kemudian setelah itu dianjurkan mencari ilmu pengetahuan yang dinyatakan dengan suatu isyarat yang disebutkan pada ayat yang kedua, yaitu ilmu hayat yang membicarakan tentang kejadian manusia. Sebelum melangkah ke dunia luar, manusia harus mempelajari kejadian dirinya lebih dahulu. Ayat ketiga dan keempat mempertegas lagi tentang perintah membaca dan menulis. Setelah tahu tulis baca, orang akan memperoleh pengetahuan sebagaimana dijelaskan pada ayat yang kelima.
Ayat yang membicarakan tentang ilmu dalam Al Qur�an tidak kurang dari 580 tempat. Hal ini menunjukkan, bahwa betapa pentingnya ilmu itu. Agama Islam benar-benar menempatkan ilmu itu pada tempat yang terhormat. Sebagai bukti nyata adalah wahyu yang pertama yang diturunkan bukan ayat yang berhubungan dengan ibadat shalat, puasa, menunaikan zakat, naik haji, dan kewajiban- kewajiban lainnya, tetapi justru ayat yang berhubungan dengan baca tulis sebagaimana dikemukakan di atas. Di samping itu kita lihat pula, bahwa Tuhan menjadikan ilmu itu menjadi sifat-Nya yang diulang-ulang dalam Al Qur�an, tidak kurang dari 162 kali.
C. Sains Membuktikan Kebenaran Ayat Al Qur�an
Seorang guru besar/ahli bedah kenamaan Perancis, Prof. Dr. Maurice Bucaille, masuk Islam secara diam-diam. Sebelumnya, ia membaca dalam Al Qur�an, bahwa Fir�aun itu mati karena tenggelam di laut (dengan shock yang berat) dan jasadnya oleh Tuhan diselamatkan (Q.S. Yunus: 92). Dicarinya mumi Fir�aun itu dan setelah ketemu, dilakukannya bedah mayat. Hasilnya membuat ia terheran- heran, karena sel-sel syaraf Fir�aun menunjukkan bahwa kematiannya benar akibat tenggelam di laut dengan shock yang hebat. Menemukan bukti ini, ia yakin kalau Al Qur�an itu wahyu Tuhan. Prof. Dr. Maurice Bucaille mengatakan bahwa semua ayat-ayat Al Qur�an masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Ia pun lantas masuk Islam.
Lain lagi halnya yang dialami oleh Jacques Yves Costeau. Ia adalah ahli kelautan (oceanografer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Mr. Costeau sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia, dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam bawah laut untuk ditonton jutaan pemirsa di seluruh dunia melalui acara �Discovery�. Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Apa yang disaksikannya ini benar-benar kejutan besar selama kariernya yang panjang di kelautan. Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi?
Pertanyaan ini menghantui hidupnya, sampai akhirnya ia bertemu seorang profesor yang kebetulan muslim. Profesor yang muslim ini menyampaikan kepadanya bahwa fenomena ganjil tersebut sebenarnya sudah diinformasikan oleh Al Qur�an empat belas abad yang lalu, yaitu pada sura Al Furqon ayat 53: �Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi� serta pada surat Ar Rahman ayat 19-20. Mendengar hal ini Mr. Costeau terkejut, bagaimana mungkin Muhammad yang hidup di abad ketujuh yaitu di suatu zaman dimana pasti belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh di kedalaman samudera mengetahui akan hal ini. Ia pun akhirnya berkesimpulan, bahwa Al Qur�an itu buatan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi! Dan akhirnya ia pun memutuskan menjadi muslim.
Demikian beberapa ayat yang merupakan mukjizat ilmiah yang datang dari Tuhan Yang Maha Mengetahui segala rahasia yang di langit dan bumi.
D. Jasa Umat Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Jasa umat Islam pada ilmu pengetahuan sangat besar. Tidak hanya menjadi kebanggaan umat Islam itu sendiri, tetapi juga diakui oleh orang Eropa. Kita ketahui bahwa sesudah Islam datang, pusat pengetahuan pindah ke negeri-negeri Islam. Ilmu Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, karena baha Arab menjadi bahasa pengetahuan di Asia tengah pada saat itu. Di samping menterjemah, juga menemukan ilmu baru yang kemudian dipelajari oleh orang- orang Eropa dari dunia Islam. Di bawah ini akan dikemukan beberapa contoh saja, agar mendapat gambaran, bahwa umat Islam telah mewariskan ilmu pengetahuan yang sangat berharga bagi umat manusia.
a. Teknik Irigasi
Ilmu teknik irigasi tumbuh dengan pesatnya di Mesopotamia. Di sana ada aliran sungai Tigris dan Dajlah menjadi tempat praktek yang baik. Banyak buku-buku tentang itu, umpamanya: ilmu menaikkan air, kincir air, imbangan air dan jam air. Inilah jam pertama dipergunakan oleh umat manusia.
Buku mekanika tertua dikarang dalam tahun 860 M. Pengarangnya tiga orang yaitu: Muhammad, Ahmad dan Hasan. Ketiga-tiganya adalah putra Musa Ibn Sakir. Karangan mereka sekarang dikenal di Eropa dengan nama Book of Artificies. Dalam buku ini terdapat 100 model konstruksi teknik, 20 cara praktek. Di antara ilmu praktek ini, terdapat bagaimana caranya membuat bak yang memuat air dingin dan panas (teori tiga orang barsaudara ini sudah dapat membuat es dan alat pendingin rumah).
b. Geology
Ada sebuah buku yang istimewa hasil buah tangan Ibnu Sina. Buku tersebut membicarakan tentang gunung-gunung, batu-batu, dan barang-barang tambang. Buku ini sebagai pembuka jalan sejarah geology. Di dalam buku itu diterangkan tentang pengaruh yang didatangkan oleh adanya gempa bumi, angin, air, temperatur, endapan, pengeringan, dan akibat-akibat lain dari pengerasan benda. Buku ini pun tidak kurang pentingnya sebagai pengantar Ilmu Pertambangan Internasional.
c. Meteorology
Meteorology ialah ilmu yang membahas tentang kepadatan atsmosfir. Dalam bidang inipun orang Islam ternama pula. Seorang yang terkemuka yang bernama Al Khazini telah mengarang berjilid-jilid buku tentang meteorology. Bukunya yang ternama adalah timbangan bijaksana (Mizan Al Hikmah). Dalam bukunya ini Al Khazini menerangkan, bahwa air dan hawa bertambah padat apabila bertambah dekat dengan bumi. Roger Bacon melanjutkan teori Al Khazini karena ia rajin mempelajari buku-buku pengetahuan Islam.
d. At Thib (Kedokteran)
Pada masa Daulah Abbasiyah, ilmu kedokteran di kalangan umat Islam telah mencapai puncak tertinggi dan melahirkan dokter-dokter ternama. Banyak sekali rumah sakit besar yang didirikan dan sekolah tinggi kedokteran. Diantara dokter yang sangat terkemuka adalah: Ibnu Masiwaihi (wafat 243 H), Ibnu Sahal (wafat 255 H), Abu Bakar Ar Razy (wafat 320 H), Ali bin Abbas (wafat 354 H), Ibnu Sina (wafat 428 H), Izzaudin As Suwaidy (wafat 690 H) dan Alauddin bin Fafis (wafat 687 H).
e. Farmasi dan Kimia
Perkembangan ilmu farmasi dan kimia telah dimulai sejak permulaan daulah Abbasiyah. Setelah kebangkitan Eropa, mereka mempelajari ilmu-ilmu ini dan terbukti bahwa penyusun dan peletak dasar-dasarnya adalah umat Islam. Diantara para ahlinya yang terkenal adalah: Ibnu Bahtiar (abad VII H), Rasyiduddin (wafat 639 H), dan Jubair bin Hayyan (wafat 169 H).
f. Ilmu Falak dan Nujum
Ilmu falak dan perbintangan telah berkembang dengan pesat pada daulah Abbasiyah. Kalau kita perhatikan kaum muslimin memiliki andil besar terhadap perkembangan ilmu falak. Diantara para sarjananya yang termasyhur adalah: Abu Ma�syar Al Falaky (wafat 272 H), Jabir Batany (wafat 319 H), Abu Hasan(wafat 352 H), Raihan Muhammad Al Biruny (wafat 440 H), Quthbuddin Mahmud As Syirasy (wafat 710 H), Ibnu Al Banna Al Marakisy (wafat 721 H), Ibnu Syathir Al Muwaqzat (wafat 777 H), dan Syahbuddin bin Tibagha Al Qahiry (wafat 605 H).
g. Ilmu Teknik
Diantara para ahli atau pengarangnya adalah: Abd. Rahman bin Daud Al Andalusy, Tibagha Al Jarkasy (hidup abad 8 H), Ridlwan bin Muhammad Al Khurasany, Abul Iz bin Ismail bin Razaz Al Jurury dan Kamaluddin Muhammad bin Isa Ad Damiry (wafat 808 H).
Umat Islam sekarang hendaknya menyadari bahwa mutiara yang terpendam itu harus diusahakan untuk ditemukan kembali. Mutiara-mutiara berharga itu sekarang berada di dunia barat selama berabad-abad. Berdasarkan kenyataan yang kita lihat saat ini, kita harus memiliki kembali sesuai dengan panggilang yang tercantum dalam kitab suci.
Posting Komentar