Diriwayatkan oleh al-Khatib dengan sanad yang sampai kepada Abi al-Abbas al-Bakari, dia berkata, "Suatu hari aku dalam perjalanan bergabung dengan Ibnu Jarir, Ibnu Huzaimah, Muhammad bin Nashir al-Marwazi, Muhammad bin Harun ar Royani ke Mesir. Mereka semua kehabisan bekal, tidak tersisa makanan sedikit pun. Mereka sangat lapar. Kemudian mereka berkumpul pada malam hari di sebuah tempat untuk menginap di situ.
Mereka sepakat mengadakan undian. Bagi yang memperoleh undian harus mencari makanan. Undian pun jatuh pada Ibnu Huzaimah. Setelah itu ia berkata kepada teman-temannya, 'Berilah saya kesempatan mengerjakan shalat Istikharah.'
Ternyata shalat istikharah yang ia lakukan membuahkan hasil. Tiba-tiba mereka memperoleh penerangan lampu lilin dan terlihat seorang utusan gubernur Mesir mengetuk pintu. Mereka membukakan pintu itu.
Utusan gubernur bertanya, 'Mana yang bernama Muhammad bin Nashir?' Dijawab, 'Ini orangnya'. Utusan itu mengeluarkan sebuah kantong berisi 50 dinar, dan memberikannya kepada Muhammad bin Nashir.
Utusan bertanya lagi, 'Mana yang bernama Muhammad bin Jarir?' Lalu ia diberi 50 dinar. Begitu juga ar-Royani dan Ibnu Huzaimah.
Kemudian sang utusan berkata, 'Ketika Gubernur tidur siang (qailulah) kemarin, beliau bermimpi bahwa terdapat beberapa orang bernama Muhammad sedang kelaparan, tetapi mereka menyembunyikan rasa lapar itu. Lalu beliau mengirim kantong uang ini kepada kalian. Beliau berpesan, 'Jika kantong uang itu telah dibagikan, hendaklah salah seorang di antara kalian menghadap kepadanya'."
Diberdayakan oleh Blogger.
Posting Komentar